stabilizer biasanya terletak pada lensa yang ada

Lensabergantung pada zonula di belakang iris yang menghubungkannya dengan corpus ciliare. Seiring dengan pertambahan usia, lensa menjadi bertamah besar dan kurang elastik (Eva dan Witcher, 2017). Di bagian perifer kapsul lensa ada ligamentum suspensorium (zonula Zinnii) yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan Sebenarnyawajar, mengingat dimensi A7 III lebih besar (127x96x74 mm). Bobotnya juga lebih berat, A7 hanya 474 gram (termasuk baterai tanpa lensa) - sementara A7 III mencapai 650 gram. Harus diakui, bertambahnya dimensi dan grip lebih besar yang nyaman di tangan membuatnya jauh lebih ergonomis. Peningkatan kontrol kamera pada A7 III juga Lensamakro sendiri adalah lensa yang dirancang khusus untuk menghasilkan foto makro, konstruksinya dibuat khusus dan tentunya berbeda dengan lensa lain pada umumnya. Baca juga : Mengenal Jenis dan Fungsi Lensa Dalam Fotografi. Saat ini di pasaran terdapat berbagai macam lensa makro dengan rentang harga bermacam-macam juga. SelainCanon, ada juga Nikon D7100 yang beratnya 1,2 kilogram, atau bahkan bisa lebih tergantung dari lensa yang digunakan. Sementara itu, kamera mirrorless tidak memiliki cermin dan mekanik shutter, sehingga body kamera mirrorless bisa lebih kecil dari kamera DSLR dan memiliki konstruksi yang sederhana. Sebuah kamera mirrorless seperti Olympus RAM(Random Access Memory) yang dimiliki smartphone selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, khususnya ponsel Android. Tren peningkatan kapasitas RAM ini bukan tanpa tujuan. Sebab, dengan RAM besar, pabrikan ponsel bisa menjamin produknya dapat mengakomodasi kinerja optimal buat pengguna. Ada tiga alasan mengapa ponsel Android Wie Kann Ich Eine Reiche Frau Kennenlernen. Image Stabilization IS atau disebut juga “stabilizer” istilah yang akan saya gunakan dalam artikel ini adalah fitur yang berfungi mengatasi masalah blur yang tak diinginkan, akibat getaran / gerakan tak disengaja dari kamera ketika Anda memotret menggunakan tangan Anda. Sedangkan getaran atau gerakan yang tak disengaja itu dikenal dengan istilah “kamera shake“.Salah satu jenis stabilizer umum yang bisa Anda lihat terletak pada lensa DSLR. Jika lensa Anda memiliki stabilizer IS, VR, VC, atau OS Anda akan melihat tombol switch “on/off” untuk mengaktifkan stabilizer seperti gambar di atas. Untuk beberapa lensa, fitur ini terdiri dari beberapa tombol untuk pengaturan lanjutan atau bahkan bekerja secara otomatis dalam lensa. Umumnya stabilizer bekerja dengan cara mengkompensasi gerakan angular yang terjadi pada sumbu proyeksi gambar, agar kembali sejajar ke sumbu yang lurus sampai ke sensor gambar. Tetapi ada juga stabilizer elektronik yang mekanisme kerjanya dapat mengkompensasi stabilization IS tidak hanya digunakan pada tubuh lensa saja lens-based, tetapi juga ditanamkan pada bodi kamera body-based yaitu pada sensor gambar. Kedua jenis stabilizer tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Saat ini stabilizer digunakan pada kamera fotografi, video, teleskop astronomi, dan juga smartphone kelas atas. Untuk kamera kebutuhan umum fotografi seperti DSLR, Mirrorless dan Prosumer, masalah kamera goyang kamera shake rentan terjadi pada penggunaan shutter speed yang lambat. Artinya, “semakin lambat shutter speed yang Anda gunakan, semakin berpotensi terjadinya kamera shake, oleh sebab itu IS ini diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut. Paham? Bukan hanya pada kecepatan shutter, lensa dengan focal length yang panjang tele juga rentan terhadap masalah kamera goyang. Pada kamera khusus video, kamera goyang menyebabkan terlihatnya delay dari frame ke frame dalam rekaman video. Contoh hasil gambar menggunakan stabilizer kiri dan non-stabilizer kanan Kegunaan Image Stabilization IS Dalam Fotografi Dalam fotografi, lensa maupun kamera yang memiliki stabilizer atau IS ini, akan memungkinkan fotografer untuk menggunakan shutter speed “- 3-4 stop” lebih lambat dari kecepatan ideal agar kamera tidak goyang. Tetapi ada laporan uji coba yang bahkan bisa menggunakan shutter speed lebih lambat dari itu dengan bantuan stabilizer. Mungkin tidak diketahui oleh banyak orang, bahwa sebenarnya ada rumus sederhana untuk menentukan nilai shutter speed ideal pada lensa “TANPA STABILIZER / NON-IS”, untuk menghindari masalah kamera goyang, dan ini mengacu pada focal length yang digunakan pada kamera format 35mm SLR atau full-frame. Rumus focal length = shutter speed ideal Contohnya seperti ini, jika Anda menggunakan focal 125mm pada kamera full-frame, maka nilai shutter speed yang ideal untuk menghindari kamera goyang adalah 1/125s. Paham? Rumus ini dikenal sebagai “1/mm rule“. Tapi jika nilai yang digunakan di bawah 1/125s, akan berpotensi terjadinya getaran atau guncangan kamera yang bisa mempengaruhi ketajaman gambar akibat blurring. Itu jika perangkat Anda tidak memiliki stabilizer. Tapi jika lensa atau kamera Anda memiliki stabilizer IS, keuntungannya Anda bisa menggunakan kecepatan 1/15s atau 1/8s untuk menghasilkan kualitas ketajaman yang setara dengan kecepatan 1/125s pada perangkat tanpa stabilizer. Dari mana angka-angka itu diperoleh? Itulah hasil dari penurunan - 3-4 stop shutter speed. Hitungan “stop” untuk shutter speed cukup rumit, saya akan jelaskan secara sederhana, rumusnya seperti ini Rumus - 3 stop 125mm 2 = 62,5. Kemudian 62,5 2 = 31,25. Kemudian 31,25 2 = 15,625dibulatkan jadi 15 Rumus - 4 stop 15,625 2 = 7,8125 dibulatkan jadi 8 Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh 1/15s dan 1/8s. Yang jelas ini sangat berguna, karena pencahayaan yang dihasilkan oleh 1/15s lebih banyak daripada 1/125s. Untuk memahami hubungan pencahayaan dengan shutter speed silahkan baca pembahasannya Tapi sekali lagi ingat, rumus dan contoh tersebut mengacu pada kamera format 35mm seperti full-frame. Jika DSLR Anda menggunakan sensor lebih kecil dari 35mm seperti APS-C, APS-H, dll, maka untuk mengetahui nilai shutter speed ideal mengacu pada kesetaraan equivalent focal length pada kamera 35mm. Caranya dengan menghitung crop-factor DSLR Anda. Rumus focal length x crop factor = shutter speed ideal Contohnya seperti ini, jika Anda menggunakan lensa tanpa stabilizer dengan focal length 50mm pada DSLR format APS-C misalnya Canon 600D. Sementara Canon 600D diketahui memiliki crop-factor “ maka nilai shutter speed idealnya dihitung 50mm x = 80mm yaitu kecepatan 1/80s. Itu perhitungan untuk lensa tanpa stabilizer, jika menggunakan stabilizer silahkan hitung lagi menggunakan rumus - 3-4 stop di atas. Bisa dipahami? Untuk mengetahui lebih dalam tentang crop-factor silahkan baca pembahasannya di sini. Perlu juga diingat bahwa image stabilization IS ini tidak bisa mengatasi blur akibat gerakan subjek atau goncangan kamera yang ekstrim. Jadi bedakan antara getaran kamera dengan gerakan subjek yang Anda foto. Stabilizer atau IS hanya dirancang untuk mampu mengurangi mereduksi blur dari getaran normal, bukan goncangan yang berlebihan. Namun pengembangan IS sudah bisa mendeteksi gerakan panning yang disengaja atau lebih agresif. Jika lensa atau kamera yang Anda gunakan tidak memilki stabilizer, maka solusinya dengan menggunakan tripod. Pertanyaannya, apakah Anda akan terus-terusan membawa tripod saat memotret? Tidak kan? Makanya fungsi IS ini dibutuhkan dan jangan heran jika lensa dengan stabilizer lebih mahal daripada lensa non-stabilizer. Untuk keperluan astrophotography, seperti memotret Bima Sakti Milky Way, Aurora, Bulan, Bintang, dll, dibutuhkan stabilizer khusus untuk menangani pergerakan benda-benda langit saat kamera diset “long exposure” baca di sini apa itu long exposure. Stabilizer lensa tidak berlaku lagi di sini, karena kamera akan menggunakan tripod, sehingga yang dibutuhkan adalah stabilizer khusus yang ditanam dalam bodi kamera body-based. Contohnya DSLR Pentax K-5dan Pentax K-r dapat menggunakan kemampuan “sensor-shift” untuk mengurangi bintang berjalan saat long exposure “jika” dilengkapi dengan aksesori O-GPS1 GPS untuk data posisi. Akibatnya, stabilisasi mengkompensasi gerakan bumi, bukan lagi kamera. Nama-Nama Stabilizer Yang Digunakan Produsen Lensa Setiap produsen kamera, lensa, smartphone menggunakan nama yang berbeda untuk stabilizer miliknya. Misalnya Canon menggunakan nama familiar “Image Stabilizer IS” dan Nikon menamakan “Vibration Reduction VR”. Meski namanya berbeda, tapi tujuannya sama yaitu untuk mengatasi kamera goyang. Berikut nama-nama stabilizer dari produsen yang populer saat ini Image Stabilizer IS – Canon Vibration Reduction VR – Nikon AntiShake AS – Konica Minolta In Body Image Stabilisation IBIS – Olympus Optical SteadyShot OSS – Sony Cyber-shot dan Alpha E-mount MegaOIS, PowerOIS – Panasonic dan Leica SteadyShot SS, Super SteadyShot SSS, SteadyShot INSIDE SSI – Sony Optical Stabilization OS – Sigma Vibration Compensation VC – Tamron Shake Reduction SR – Pentax PureView phone optical stabilised sensor – Nokia UltraPixel – HTC Bagi pemula yang membaca artikel ini mungkin akan sedikit bingung. Pahami saja dulu garis besarnya yaitu fungsi stabilizer. Untuk pembahasan soal nilai shutter speed ideal dengan sejumlah rumus-rumus di atas, Anda perlu memahami apa itu shutter speed, perhitungan stop, equivalent focal length, dan crop-factor. Sekarang Anda sudah tahu bahwa materi fotografi level atas itu rumit. Ini hanya sedikit contoh dari sekian banyaknya materi fotografi yang kadang-kadang bikin puyeng kepala. Dan kemungkinan saya akan membahas lebih lanjut tentang stabilizer ini pada artikel yang berbeda. Baik, semoga bermanfaat!! Stabilizer Biasanya Terletak Pada Lensa Yang Ada. Lensa bermerk canon ini merupakan salah satu lensa makro murah yang merupakan upgrade dari lensa 100 mm canon. Ada yang berbentuk scroll , analog, dan tombol 4 arah biasa. Lensa Kamera PhotoMoods from Ini merupakan pegangan kamera yang menonjol pada bagia kanan body kamera dslr. Pertama, kenalan dulu dong dengan yang namanya “stabilizer”. Tombol ini biasanya terletak pada lensa yang ada autofucusnya. Perbedaan Tripod Dan Monopod Terletak Pada…. Grip adalah bagian menonjol pada bagan sebelah kanan kamera yang berfungsi sebagai pegangan kamera, dan terdapat baterai yang terletak tepat di galam grip. Untuk kamera dslr canon tombol 4 arah merupakan short. Berikut ini saya ingin memberikan sedikit penjelasan tentang fungsi tombol yang ada pada kamera dslr canon terutama pada bagian Dengan Mengaktifkan Fitur Ini Ke Sisi On, Maka Anda Bisa Melanggar Aturan Ketajaman. Seperti namanya, stabilizer ditujukan untuk membuat shot rekaman video menjadi lebih stabil alias minim goyangan. Umumnya setiap kamera yang memiliki fitur untuk merekam video tentunya memiliki speaker bawaan yang terletak di bagian body kameranya. Diafragma terletak pada lensa dari kamera yang digunakan. Salah Satu Jenis Lensa Yang Tidak Memiliki Switch Focus Seperti Lensa Fix. Tombol ini biasanya terletak pada lensa yang ada autofucusnya. 4.stabilizer biasanya terdapat pada lensa yang ada auto focusnya, berfungsi untuk menyetel. 3.tombol lensa tombol ini berfungsi sebagai pengunci dan pemisah antara lensa dan body kamera. Ada Yang Berbentuk Scroll , Analog, Dan Tombol 4 Arah Biasa. lebih tepatnya efek dari getaran yang ada pada kamera atau lensa, fitur image stabilization akan mendeteksi getaran tersebut kemudian mengkompensasikannya. Tombol ini mempunyai fungsi sebagai pengunci lensa dengan bodi kamera dslr. Semua penting termasuk stabilizer kamera yang biasanya memiliki nama berbeda tergantung merek lensa. Waktu Yang Digunakan Dalam Membuka Dan Menutupnya Lensa Kamera. Tombol ini digunakan untuk menyalakan flash pada kamera digital slr. Stabilizer link pada umumnya adalah penghubung antara roda kiri dan kanan, di mana fungsi utamanya untuk menstabilkan laju kendaraan ketika bermanuver. Tombol ini mempunyai fungsi untuk mengambil sebuah gambar. Apa itu kamera Sensor Stabilizer? Sensor stabilizer adalah sebuah fitur teknologi baru yang dimunculkan pada kamera canggih saat ini. Selain pada kamera, sensor stabilizer sudah pula dipakai di fitur kamera pada smartphone. Saat ini kita bahas teknologi pada kamera saja. Sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa teknologi stabilzer pada istilah kamera berfunsi sebagai pereduksi goncangan atau mengurangi gerakan yang tidak diinginkan yang berakibat goyangnya gambar yang dihasilkan dan gamabar menjadi tidak tajam. Dahulu, teknologi stabilizer biasanya terdapat pada lensa-lensa kamera. Baik brand-brand besar seperti pada lensa Canon dan Nikon, maupun pemain ke tiga 3rd party seperti Sigma, Tamron atau Tokina. Tentu saja dengan simbol atau istilang singkatan yang berbeda beda. Misal IS Image Stabization pada lensa Canon. VR Vibration Reduction pada lensa Nikon. Atau VC Vibration Compenzatin pada lensa Tamron. Dan biasanya untuk lensa berteknologi stabilizer ini memiliki harga jauh lebih tinggi dibanding dengan tanpa lensa stabilizer. Seiring berkembangnya teknologi, stabilizer akhirnya masuk ke sistem sensor kamera. Sensor ini terdapat di dalam body kamera. Kamera pertama yang mengenalkan fitur stabilizer ini ada di brand Olympus OM D EM10 pertama dengan 3axis image stabilization sensor yaw/pitch/roll yang diriis pada Maret 2014. Selanjutnya dengan 5axis pada OM D EM5 dan Olympus OMD E-M10 Mark II yaw/pitch/roll/vtm/htm. Image stablizer kamera seberat 390 gram ini yang terdapat pada body kamera Olympus OMD E-M10 Mark II bekerja dengan cara menggerakan image sensor sesuai arah gerakan pada sumbu x dan y, gerakan pitch seperti gerakan mengangguk, yaw seperti gerakan menggeleng, rolling seperti gerakan lensa memutar, vtm vertical translational motion atau gerakan ke atas ke bawah dan htm horizontal translational motion atau gerakan ke kanan ke kiri horizontal. Teknologi 5axis sensor stabilizer ini memungkinkan fotographer ataupun videographer untuk tidak memakai tripod atau stabilizer agar menghasilkan gambar yang tidak goyang atau kurang focus. Beberapa kamera dengan 5axis sensor stabilizer Sony A7s II, Sony A6500, Olympus OM D EM5, OM D EM10 MK II, Canon EOS M5, Panasonic Gx85 2axis. Kalian bisa lihat cara kerja teknologi 5axis sensor stabilizer lebih lengkap di link berikut Referensi Sumber gambar Berikut ini saya ingin memberikan sedikit penjelasan tentang fungsi tombol yang ada pada kamera DSLR Canon terutama pada bagian depan. Ini merupakan pegangan kamera yang menonjol pada bagia kanan body Kamera DSLR Lihat Gambar Lensa Tombol ini mempunyai fungsi sebagai pengunci lensa dengan bodi Kamera DSLR. Tombol ini biasanya terletak pada lensa yang ada autofucusnya. 5. Shutter Tombol ini mempunyai fungsi untuk mengambil sebuah gambar. 6. Tombol Flash. Tombol ini digunakan untuk menyalakan flash pada kamera Digital SLR. 7. Dial Tombol ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan rana shutter speed 8. Tombol display Mempunyai fungsi untuk menampilkan gambar yang kita jepret. 9. Thumb-wheel Tombol ini merupakan tombol modus pemotretan in Flash llight Fungsi dari Lampu Flash internal ini hanya untuk memberikan penerangan 1 arah. 11. Anti red Eye Fungsi tombol tersebut sebagai penangkal untuk menghindari mata kelihatan merah pada saat menggunakan Flash llight Lampu Flash Kalau di atas menjelaskan fungsi tombol bagian depan Kamera DSLR, kali ini menuju pada bagian belakang tubuh Kamera DSLR Canon. Finder merupakan jendela bidik. LCD Monitor LCD ini mempunyai fungsi untuk melihat gambar, melihat settingan pada kamera, dan melihat fitur-fitur pada kamera DSLR. navigasi Tombol ini memiliki untuk membantu dan mengendalikan kamera serta melihat hasil gambar yang sudah di jepret. Tombol navigasi ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda, scroll , analog, dan tombol 4 arah biasa. AV Tombol ini mempunyai fungsi dalam mengatur bukaan diafragma atau aperture. 16. Tombol Fn/Q Tombol ini merupakan pengaturan menu yang berfungsi untuk pengaturan white balance dan metering. Zoom in zoom out Jangan salah menafsirkan Tombol Zoom in zoom out ini. Tombol ini bukan untuk memperbesar Objek pada saat membidik Subjek Gambar,akan tetapi fungsi tombol ini untuk melihat foto hasil dari bidikan kita yang muncul di LCD. life view Tombol ini berfungsi untuk membidik objek lewat alternative jika anda tidak ingin membidik gambar dengan menggunakan Finder. Menu dan info Menu sebagai pengaturan , Tombol InFo untuk mengetahui Info Gambar yang telah kita ambil. Preview Tombol ini berfungsi untuk melihat jepretan yang muncul pada LCD. Hapus Berfungsi untuk mendelete gambar/ isi memori. Image Stabilizer, fitur penting pada kamera digitalSalah satu fitur penting yang berpengaruh pada kualitas hasil foto adalah image stabilizer atau penstabil fitur ini adalah untuk meredam getaran tangan hand shake saat memotret yang berpotensi membuat hasil foto menjadi blur. Sering tanpa disadari, tangan kita sebenarnya tidak bisa benar-benar kokoh dalam menggenggam kamera. Prinsip kerja fitur ini adalah dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran pada kamera dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk meredam getaran itu. Para produsen kamera menganut dua versi kompensasi mekanik yang berbeda, yaitu dengan prinsip lens-shift menambahkan elemen stabilizer pada lensa dan sensor-shift stabilizer dipadukan pada sensor. Keduanya meski berbeda secara teknis namun pada prinsipnya sama stabilizer yang paling umum dijumpai adalah stabilizer dengan prinsip lens-shift yang tertanam pada lensa. Sebagian besar kamera digital bahkan lensa kamera DSLR pun memakai stabilizer berjenis ini. Prinsipnya, getaran tangan yang dideteksi oleh sensor akan diproses secara digital lalu elemen stabilizer pada lensa akan digerakkan secara berlawanan arah terhadap arah getaran seperti prinsip lens-shift, pada kamera dengan prinsip sensor-shift sistem stabilizer dipadukan dengan sensor kamera itu sendiri. Jadi sensor pada kamera yang menganut prinsip sensor-shift bisa bergerak untuk mengimbangi getaran tangan yang terdeteksi. Sebagian besar kamera DSLR seperti Pentax, Sony dan Olympus menerapkan sistem ini sehingga fitur stabilizer bisa digunakan dengan apapun lensa yang fitur image stabilizer ini bisa berbeda-beda untuk tiap merk kamera, meski secara prinsip sama saja  Canon Image Stabilizer IS, termasuk pada lensa DSLRnya Nikon Vibration Reduction VR, termasuk pada lensa DSLRnya Panasonic Optical Image Stabilizer OIS Pentax Anti Shake AS Sony Super Steady Shot SSS Merk lain memakai nama generik yaitu Image Stabilizer ISSedangkan produsen lensa third party juga mulai menyediakan fitur stabilizer pada sebagian lensa mereka seperti  Tamron Vibration Correction VC Sigma Optical Stabilizer OSPada kondisi seperti apakah fitur stabilizer ini terasa manfaatnya? Paling tidak ada dua kondisi yang membutuhkan adanya fitur stabilizer, yaitu saat memotret memakai kecepatan rendah dan saat memakai lensa dengan fokal panjang tele. Memang getaran tangan saat memotret tidak selalu berakibat pada hasil foto menjadi blur. Apaalaagi pada saat memakai kecepatan shutter yang tinggi, getaran yang dialami oleh kamera tidak berdampak apa-apa karena waktu antara tombol rana ditekan hingga foto diambil hanya dalam kisaran mili detik. Namun saat memakai kecepatan rendah, misalnya 1/20 detik atau lebih lambat, getaran tangan akan mulai berpotensi mengganggu. Bahkan saat memakai kecepatan sangat rendah seperti 1 detik, penggunaan fitur stabilizer sudah tidak efektif lagi dan untuk itu perlu memakai satu pedoman klasik dalam fotografi dimana untuk menghasilkan foto yang terhindar dari blur akibat getaran tangan, gunakanlah kecepatan shutter yang berkebalikan dengan posisi panjang fokal yang digunakan. Jadi misal kita memakai lensa dengan fokal 300mm, maka dibutuhkan nilai kecepatan shutter sekurangnya 1/300 detik untuk hasil yang aman dari blur. Dengan kata lain, bila memakai kecepatan shutter yang lebih rendah dari 1/300 detik maka hasil foto beresiko blur. Bandingkan bila memakai lensa wide dengan fokal misalnya 30mm. Sesuai pedoman di atas, maka diperlukan kecepatan shutter 1/30 detik supaya hasil foto tidak blur. Kesimpulannya, semakin panjang fokal lensa maka potensi blur akibat getaran tangan semakin besar. Bagaimana membuktikan kalau fitur stabilizer ini benar-benar bekerja sesuai teorinya?Prinsipnya, dengan memakai fitur stabilizer, kita bisa memotret dengan kecepatan shutter yang lebih rendah bisa dibanding dengan memakai kamera tanpa fitur stabilizer. Jadi untuk membuktikan kinerja fitur ini cukup mudah, yaitu dengan mencoba memotret dengan kecepatan rendah. Produsen biasanya mengklaim kalau fitur stabilizer buatannya mampu bekerja antara 2 sampai 4 stop lebih rendah. Contoh kasus, misalnya bila tanpa stabilizer kita hanya bisa memotret dengan kecepatan terendah 1/100 detik bila lebih rendah dari itu hasilnya akan goyang, lalu saat memakai stabilizer kita bisa memakai kecepatan hingga 1/20 detik, maka artinya efektivitas fitur stabilizer tersebut sekitar 2 stop lebih stabilizer pun bisa dimanfaatkan untuk menstabilkan getaran tangan saat merekam video. Meski tidak berlaku untuk semua kamera digital, tapi umumnya fitur stabilizer bisa berfungsi baik saat memotret maupun merekam video. Tanpa fitur stabilizer, getaran tangan bisa terlihat saat video yang direkam itu diputar ulang. Getaran akan tampak lebih parah saat fokal lensa yang digunakan cukup memaksimalkan fitur stabilizerFitur stabilizer ini bertujuan membantu meredam getaran tangan, adapun hasilnya sangat bervariasi tergantung akan banyak faktor. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapat hasil yang maksimal dari fitur stabilizer ini  Kebanyakan orang merasa dengan telah memiliki kamera berfitur stabilizer, dia bisa memotret dengan kondisi tangan yang bergerak-gerak. Padahal sebelum memotret pastikan posisi tubuh dan tangan sudah diam dan stabil. Ini akan mempermudah fungsi stabilizer dalam bekerja. Fitur stabilizer mulai bekerja saat tombol rana ditekan setengah, dan untuk mencapai kinerja terbaik fitur ini perlu sedikit waktu. Untuk itu jangan langsung menekan tombol rana terlalu cepat karena ada kemungkinan foto diambil saat fitur ini belum mencapai hasil terbaiknya. Saat memotret tanpa tripod, hindari memakai kecepatan shutter yang terlalu rendah. Semakin rendah kecepatan shutter maka kerja stabilizer akan semakin berat. Pada kecepatan sangat rendah fitur stabilizer sudah tidak ada gunanya, itulah mengapa dibutuhkan tripod. Karena adakalanya meski sudah memakai stabilizer hasilnya masih juga blur, ada baiknya memakai fasilitas multi shot. Misalnya ambil tiga atau empat secara sekaligus, lalu pilih foto yang terbaik. Dengan demikian peluang medapat foto yang tajam semakin besar.

stabilizer biasanya terletak pada lensa yang ada